Jumat, 25 Juni 2010

Praktek Lapangan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BENIH
BENIH
 Berdasarkan Undang-Undang RI No. 12 tahun 1992, tentang Sistim Budidaya Pertanian, Bab I ketentuan umum fasal 1 ayat 4, benih didefinisikan sbb: Benih tanaman selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembang biakan tanaman.

KELAS KELAS BENIH BERSERTIFIKAT
 Nucleus Seed (Benih Inti)
 Breeder Seed (Benih Penjenis)
 Foundation Seed (Benih Dasar)
 Stock Seed (Benih Pokok)
 Extention Seed (Benih Sebar)

TUJUAN PENGOLAHAN BENIH
 Mempertahankan mutu atau kualitas benih (mutu fisik, mutu fisiologis. mutu genetik)
 Dapat disimpan lama, sehingga dapat digunakan untuk musim-musim yang akan datang
 Menjamin ketersediaan benih yang berkualitas
PEMANENAN UNTUK PRODUKSI BENIH
 Pemanenan untuk produksi benih sebaiknya dilakukan pada saat masak fisiologis, karena pada saat ini benih memiliki kualitas maximal.
 Namun demikian disisi lain pada saat masak fisiologis kadar air benih masih relatif tinggi, sehingga dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan misalnya benih mudah menjadi rusak dan mudah terserang hama penyakit.

KEGIATAN DALAM PENGOLAHAN BENIH
 PENGERINGAN
 PEMBERSIHAN (CLEANING)
 PENGUJIAN
 PENGEPAKAN
 PENYIMPANAN

PENGERINGAN
 Pengeringan benih dimaksudkan untuk menurunkan kadar air sampai batas keseimbangan dengan udara luar disekitarnya dan siap untuk dilakukan proses selanjutnya.
 Benih bersifat hygroskopis, sehingga jika benih diletakan didalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air dan terjadi penurunan kadar air. Namun sebaliknya jika benih diletakan dalam ruangan yang RH tinggi, maka kadar air benih akan bertambah atau meningkat
 Selain bersifat hygroskopis, benih juga selalu ingin berada dalam kondisi equilibrium (keseimbangan) dengan kondisi disekitarnya
 Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih kepermukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih tersebut akan diuapkan jika RH ruangan lebih rendah. Proses ini akan terjadi hingga keseimbangan kadar air benih dengan RH lingkungannya tercapai.
 Pengeringan seringkali merupakan faktor yang sangat kritis pada tahap pengolahan benih terutama kalau musim penghujan.
 Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Pengeringan secara alami (Natural Drying) dan Pengeringan Buatan (Artificial Drying)

PROSES PEMBERSIHAN/CLEANING dan SORTASI
 Pembersihan dan sortasi benih dilakukan untuk meningkatkan mutu fisik benih, yang meliputi benih yang bersih, utuh, seragam.
 Agar diperoleh benih murni yang benar-benar terbebas dari varietas benih lain, biji biji gulma, benda benda mati atau kotoran-kotoran (tanah,pasir,sekam,kerikil,daun daun,batang tanaman dsb) dan seragam
 Dapat dilakukan secara manual atau secara mekanis tergantung pada jumlah benih yang diproses dan pertimbangan ekonomis.

PENGUJIAN BENIH
 Tujuan pengujian benih: adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang diuji selaras dengan faktor-faktor kualitas benih.
 Fakto-faktor yang diuji meliputi: daya tumbuh, kadar air, kotoran, benih murni, campuran varietas lain dsb.
 Standar Pengujian Laboratorim Benih ditentukan berdasarkan Peraturan yang berlaku.

PENGEMASAN/PENGEPAKAN BENIH
 Pada dasarnya pengemasan adalah penyimpanan benih dalam bentuk kecil.
Tujuan Pengemasan :
 Memudahkan pengelolaan benih (handling)
 Memudahkan transportasi untuk pemasaran
 Melindungi benih dari kontaminasi
 Mempertahankan viabilitas benih
 Sarana promosi untuk pemasaran

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan benih :
 Pemilihan jenis bahan pengemas, disesuaikan dengan jenis komoditi, lama simpan, alat transportasi dalam distribusi.
 Sebelum dikemas bila perlu dilakukan seed treatment
 Mutu awal dari benih yang dikemas harus cukup baik
 Kebenaran label, berat per kemasan harus diperhatikan
 Kekuatan sealing/hasil pengepakan

PENYIMPANAN BENIH
MAKSUD DAN TUJUAN
 Untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin
Agar benih dapat ditanam pada musim musim berikutnya dengan kualitas yang baik
Segmen segmen dalam penyimpanan benih :
 Penyimpanan dilapang
 Penyimpanan setelah panen sampai benih diproses
 Penyimpanan sejak benih dikeringkan sampai selesai dikemas menunggu penyaluran
 Penyimpanan selama penyaluran dari produsen benih ke penyalur/pengecer.
 Peyimpanan benih di Penyalur/Pengecer
 Penyimpanan benih oleh konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam penyimpanan :
FAKTOR DALAM :
 Jenis dan sifat benih yang disimpan
 Viabilitas awal dari benih
 Kadar air awal dari benih yang disimpan
FAKTOR LUAR
 Temperatur udara
 Kelembaban udara
 Mikro organisme

FASILITAS GUDANG PENYIMPANAN BENIH
PERSYARATAN :
 Melindungi benih terhadap air
 Melindungi benih terhadap kontaminasi
 Memberi perlindungan terhadap hama tikus, burung, serangga
 Memberikan perlindungan terhadap cendawan
 Memberi perlindungan terhadap kebakaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar