Jumat, 25 Juni 2010

Praktek Lapangan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BENIH
BENIH
 Berdasarkan Undang-Undang RI No. 12 tahun 1992, tentang Sistim Budidaya Pertanian, Bab I ketentuan umum fasal 1 ayat 4, benih didefinisikan sbb: Benih tanaman selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembang biakan tanaman.

KELAS KELAS BENIH BERSERTIFIKAT
 Nucleus Seed (Benih Inti)
 Breeder Seed (Benih Penjenis)
 Foundation Seed (Benih Dasar)
 Stock Seed (Benih Pokok)
 Extention Seed (Benih Sebar)

TUJUAN PENGOLAHAN BENIH
 Mempertahankan mutu atau kualitas benih (mutu fisik, mutu fisiologis. mutu genetik)
 Dapat disimpan lama, sehingga dapat digunakan untuk musim-musim yang akan datang
 Menjamin ketersediaan benih yang berkualitas
PEMANENAN UNTUK PRODUKSI BENIH
 Pemanenan untuk produksi benih sebaiknya dilakukan pada saat masak fisiologis, karena pada saat ini benih memiliki kualitas maximal.
 Namun demikian disisi lain pada saat masak fisiologis kadar air benih masih relatif tinggi, sehingga dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan misalnya benih mudah menjadi rusak dan mudah terserang hama penyakit.

KEGIATAN DALAM PENGOLAHAN BENIH
 PENGERINGAN
 PEMBERSIHAN (CLEANING)
 PENGUJIAN
 PENGEPAKAN
 PENYIMPANAN

PENGERINGAN
 Pengeringan benih dimaksudkan untuk menurunkan kadar air sampai batas keseimbangan dengan udara luar disekitarnya dan siap untuk dilakukan proses selanjutnya.
 Benih bersifat hygroskopis, sehingga jika benih diletakan didalam ruangan dengan RH rendah, maka benih akan kehilangan air dan terjadi penurunan kadar air. Namun sebaliknya jika benih diletakan dalam ruangan yang RH tinggi, maka kadar air benih akan bertambah atau meningkat
 Selain bersifat hygroskopis, benih juga selalu ingin berada dalam kondisi equilibrium (keseimbangan) dengan kondisi disekitarnya
 Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih kepermukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih tersebut akan diuapkan jika RH ruangan lebih rendah. Proses ini akan terjadi hingga keseimbangan kadar air benih dengan RH lingkungannya tercapai.
 Pengeringan seringkali merupakan faktor yang sangat kritis pada tahap pengolahan benih terutama kalau musim penghujan.
 Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Pengeringan secara alami (Natural Drying) dan Pengeringan Buatan (Artificial Drying)

PROSES PEMBERSIHAN/CLEANING dan SORTASI
 Pembersihan dan sortasi benih dilakukan untuk meningkatkan mutu fisik benih, yang meliputi benih yang bersih, utuh, seragam.
 Agar diperoleh benih murni yang benar-benar terbebas dari varietas benih lain, biji biji gulma, benda benda mati atau kotoran-kotoran (tanah,pasir,sekam,kerikil,daun daun,batang tanaman dsb) dan seragam
 Dapat dilakukan secara manual atau secara mekanis tergantung pada jumlah benih yang diproses dan pertimbangan ekonomis.

PENGUJIAN BENIH
 Tujuan pengujian benih: adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang diuji selaras dengan faktor-faktor kualitas benih.
 Fakto-faktor yang diuji meliputi: daya tumbuh, kadar air, kotoran, benih murni, campuran varietas lain dsb.
 Standar Pengujian Laboratorim Benih ditentukan berdasarkan Peraturan yang berlaku.

PENGEMASAN/PENGEPAKAN BENIH
 Pada dasarnya pengemasan adalah penyimpanan benih dalam bentuk kecil.
Tujuan Pengemasan :
 Memudahkan pengelolaan benih (handling)
 Memudahkan transportasi untuk pemasaran
 Melindungi benih dari kontaminasi
 Mempertahankan viabilitas benih
 Sarana promosi untuk pemasaran

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan benih :
 Pemilihan jenis bahan pengemas, disesuaikan dengan jenis komoditi, lama simpan, alat transportasi dalam distribusi.
 Sebelum dikemas bila perlu dilakukan seed treatment
 Mutu awal dari benih yang dikemas harus cukup baik
 Kebenaran label, berat per kemasan harus diperhatikan
 Kekuatan sealing/hasil pengepakan

PENYIMPANAN BENIH
MAKSUD DAN TUJUAN
 Untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin
Agar benih dapat ditanam pada musim musim berikutnya dengan kualitas yang baik
Segmen segmen dalam penyimpanan benih :
 Penyimpanan dilapang
 Penyimpanan setelah panen sampai benih diproses
 Penyimpanan sejak benih dikeringkan sampai selesai dikemas menunggu penyaluran
 Penyimpanan selama penyaluran dari produsen benih ke penyalur/pengecer.
 Peyimpanan benih di Penyalur/Pengecer
 Penyimpanan benih oleh konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam penyimpanan :
FAKTOR DALAM :
 Jenis dan sifat benih yang disimpan
 Viabilitas awal dari benih
 Kadar air awal dari benih yang disimpan
FAKTOR LUAR
 Temperatur udara
 Kelembaban udara
 Mikro organisme

FASILITAS GUDANG PENYIMPANAN BENIH
PERSYARATAN :
 Melindungi benih terhadap air
 Melindungi benih terhadap kontaminasi
 Memberi perlindungan terhadap hama tikus, burung, serangga
 Memberikan perlindungan terhadap cendawan
 Memberi perlindungan terhadap kebakaran.

Rabu, 23 Juni 2010

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BENIH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BENIH
Perawatan benih
Perawatan benih terhadap hama dan penyakit (menggunakan pestisida)
Perlindungan benih
Pelapisan benih
Proses pembungkusan benih dengan zat tertentu dengan tujuan :
Melindungi benih dari gangguan dan pengaruh kondisi lingkungan selama penyimpanan atau rantai pemasaran
Mempertahankan kadar air benih
Menyeragamkan ukuran benih
Memperpanjang storability / umur simpan benih.
Termocare treatment
Menghilangkan sensabilitas terhadap cahaya matahari
Meningkatkan kualitas siplot
Menyeragamkan ukuran benih dan meningkatkan bobot benih
Persyaratan pelapisan benih
Dapat menghambat laju respirasi seminimal mungkin
Tidak bersifat toxit terhadap benih
Bersifat mudah pecah dan larut bila terkena air sehingga tidak menghambat proses perkecambahan terutama proses imbibisi
Bersifat porus sehingga benih masih dapat memperoleh oksigen untuk proses respirasi
Tidak mudah mencair
Harus bersifat higroskopis
Bahan pelapis tidak bereaksi dengan pestisida yang digunakan dalam perawatan benih
Bahan pellet harus bersifat perambat
Mudah didapat dengan harga yang murah sehingga dapat menekan harga benih
Berdasarkan sifat dari buah dapat diklasifikasikan
Dry seed (buah batu) = buah yang kering ketika matang
contohnya :
Selada
Kubis
Bawang
Kacang panjang
Flashy fruit (buah berdaging) = buah yang dapat kering
Contoh :
Cabai
Kokra
Paria (pare)
Wet Flashy fruit (buah berdaging dan berair)
Contoh :
Mentimun
Tomat
Semangka

Inhibitor adalah sifat penghambat tumbuh. Untuk menghilangkan sifat inhibitor adalah dengan pencucian, fermentasi, metanical methot, cemical methote
Pengeringan benih dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air benih sampai pada taraf yang aman pada penyimpanan dan mempertahankan persentase viabilitas benih terutama yang berada didaerah yang bersuhu dan berkelembaban tinggi.

Penyimpanan dengan kadar air tinggi mengakibatkan :
Mempersingkat masa simpan benih
Menurunkan viabilitas benih
Meningkatkan laju respirasi benih dalam penyimpanan
Menyebabkan terjadinya heating (peningkatan suhu)
Meningkatkan aktivitas pertumbuhan cendawan.
Penyimpanan dengan kadar air rendah menyebabkan :
Menurunkan kekuatan tumbuh
Menyebabkan benih menjadi dorman
Menyebabkan benih menjadi keras sehingga pada saat dikecambahkan benih tidak dapat berimbibisi.
Menyebabkan kematian embrio.

SERTIFIKASI
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui pemerikaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi persyaratan untuk diedarkan.
Sertifikat adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara hasil kegiatan sertifikasi dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Benih Sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memproduksi benih.
Standar mutu benih : adalah spesifikasi teknis benih yang baku mencakup mutu fisik, genetis, dan kesehatan benih
Label : adalah keterangan tertulis yang diberikan pada benih yang akan diedarkan dan memuat antara lain tempat asal benih, jenis dan varietas tanaman , kelas benih, data hasil uji laboratorium, serta akhir masa edar benih.



TUJUAN SERTIFIKASI BENIH
Menjamin kemurnian dan kebenaran varietas.
Menjamin tersedianya benih bermutu secara berkesinambungan.

YANG BERHAK MELAKSANAKAN SERTIFIKASI
Instansi Pemerintah
Perorangan atau badan hukum

Instansi Pemerintah yang dapat melaksanakan Sertifikasi
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH) untuk tanaman pangan dan hortikultura.
Balai Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Perkebunan untuk tanaman perkebunan.
Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak yang ditunjuk oleh Menteri untuk hijauan makanan ternak.

Persyaratan Perorangan atau Badan Hukum untuk melasanakan sertifikasi:
Memiliki tenaga terampil dalam bidangnya.
Memiliki peralatan dan laboratorium yang diperlukan.
Telah diakreditasi oleh Badan Agribisnis Departemen Pertanian.
Badan Agribisnis Departemen melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap perorangan atau badan hukum yang telah memperoleh Akreditasi.

Ruang lingkup Sertifikasi :
Pemeriksaan Laboratorium
Pengawasan Pemasangan Label.
Pemeriksaan Lapangan

PENGOLAHAN BENIH JAGUNG
Tanda-Tanda Jagung Siap Panen
Umur telah dicapai
Kelobot telah mengering
Biji mengkilat
Bila ditekan dengan kuku, biji telah mengeras.
Terlihat lapisan hitam (black layer) pada pangkal biji.
PENGOLAHAN BENIH JAGUNG
Kegiatan pengolahan benih merupakan bagian dari pasca panen yang penting untuk mendapatkan benih jagung yang berkualitas baik
Apabila perlakuan dalam pengolahan salah maka akan terjadi penurunan mutu benih dan kondisi tersebut tidak bisa diperbaiki lagi.
TAHAPAN KEGIATAN PENGOLAHAN BENIH JAGUNG
Pengupasan
Meliputi kegiatan pelepasan kulit/kelobot, pemisahan jagung tongkol muda, tongkol rusak sehingga akan dihasilkan calon benih jagung yang baik.

2. Pengeringan pendahuluan
Pengeringan benih adalah proses pengeluaran air dari dalam biji sampai dengan batas tertentu.
Oleh karena itu hasil panen dengan kadar air diatas 20 % harus segera dikeringkan.
Bila karena sesuatu hal calon benih yang baru dipanen tidak dapat segera dikeringkan, calon benih yang kadar airnya tinggi harus diangin-anginkan (aerasi).
Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau dengan menggunakan mesin-mesin pengering.

Selasa, 22 Juni 2010

MEKANISASI PERTANIAN

MEKANISASI PERTANIAN
Factor yang mempengaruhi mutu gabah :
- Tanaman
- Cuaca
- Waktu
- Pemanenan
- Penanganan pengeringan

Factor yang mempengaruhi rendemen giling :
- Kadar air gabah
- Jumlah kotoran atau benda asing
- Jumlah gabah retak atau patah
- Jumlah gabah muda
- Jumlah gabah rusak
- Jumlah gabah variietas lain

Rendemen adalah persentase hasil bagi antara berat beras giling yang dihasilkan dengan berat gabah yang digiling.

Rendemen giling adalah keuntungan atau kelebihan dalam pendapatan, sebagai akibat dari pada usaha kerja.

Beras adalah beras giling yang diperoleh dari gabah dimana seluruh atau sebagian kulit arinya telah dipisahkan dalam proses penyosohan secara mekanis atau non mekanis.

Derajat sosoh adalah persentase tingkat terlepasnya lembaga dan lapisan kullt ari yang melapisi biji beras.

Istilah batasan beras :
a. Beras kepala adalah butir utuh (whole kernel) dan butir patah yang ukurannya sama atau lebih dari 6/10 bagian butir beras utuh.
b. Beras patah adalah butir patah yang ukurannya lebih kecil 6/10 tetapi lebih besar 2/10 dari bagian butir beras utuh.
c. Beras menir adalah butir beras yang ukurannya lebih kecil 2/10 atau butir beras yang lolos dari ayakan atau saringan yang berdiameter 1,753 mm – 2 mm.

Butir kapur adalah butir beras kepala atau beras kepala yang warnanya putih mengapur dan lunak seperti kapur.

Burir kuning adalah butir beras utuh atau beras patah yang berwarna kuning akibat proses perubahan warna yang terjadi setelah perawatan dan penimbunan.

Butir rusak adalah butir beras kepala atau beras patah yang menjadi rusak oleh factor mekanis dan lain-lain.

Butir merah
adalah butir beras kepala atau beras patah yang berwarna merah karena sifat varietas padi aslinya.

Butir gabah adalah butir gabah yang belum atau sebagian terkelupas dalam proses penggilingan, termasuk butir beras patah yang masih bersekam.

Benda asing
adalah segala benda-benda asing yang tidak tergolong dalam butir beras, misalnya debu, butir-butir tanah, butir-butir pasir atau batu, potongan-potongan logam atau kayu, biji-bijian tangkai padi, dan lain-lainnya.



Perbandingan antara mesin pemutih abrasive dan friction
No Uraian Abrassive Friction
1 Dasar kerja pemutihan Asah gesek
2 Putaran poros utama Tinggi Rendah
3 Bahan rol pemutih Batu besi
4 Fungsi utama Pra-pemutih Pemutih
5 Kenaikan butir patah 0,8-1,8 % 3,7-8,3 %
6 Tingkat keputihan beras Tinggi Renedah
7 Tingkat kekilapan beras Rendah Tinggi
8 Pengelupasan lapisan kulir ari Mudah Sukar

Salah satu cara untuk mengetahui berat kotoran antara lain :
1. Sejumlah gabah kotor dimasukkan kedalam mesin pembersih kotoran (paddy cleaner) lalu hasil akhirnya ditimbang. Setelah mengetahui berat akhir gabah, berat tersebut dibagi dengan berat awal dikalikan 100 % untuk mengetahui kadar kebersihannya.
2. Mengambil sejumlah contoh gabah secara acak dari gabah yang akan digiling lalu memasukkannya kedalam cairan alcohol berkadar minimal 90%. Didalam cairan alcohol, gabah bernas akan tenggelam dan gabah non bernas mengapung. Yang mengapung semua diambil kemudian dijemur hingga benar-benar kering, setelah kering gabah non bernas ditinmbang dan hasinya dibagi dengan berat awal dikalikan 100% untuk mengetahui persentase jumlah kotorannya.

Fungsi mesin pemutih gabah : untuk memisahkan kotoran/benda asing yang bercampur didalam gabah. Setelah melalui mesin ini akan terjadi penyusutan berat yang besarnya sangat bergantung pada jumlah kotorannya.

Fungsi mesin pecah kulit : untuk mengupas kulit gabah. Pada mesin pecah kulit yang berkualitas baik, rasio pengupasan ditentukan antara 85 – 90% gabah sudah terkupas dan 10 – 15% gabah belum terkupas.

Fungsi separator : untuk memisahkan gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit. Dengan adanya separator maka daya tahan komponen utama pada mesin pemutih menjadi awat karena proses pengupasan kulit ari selama didalam ruang pemutihan, murni hanya berdasarkan pergesekan beras pecah kulit.

Fungsi mesin pemecah batu : untuk memisahkan batu yang bercampur dengan beras pecah kulit.

Fungsi mesin pemutih batu : sebagai pra-poles atau untuk mengawali proses pengelupasan lapisan kulit ari yang menutup biji beras dari system pemutihan yang lebih dari satu pass.

Fungsi mesin pemutih besi : sebagai pemutih akhir dari rangkaian proses pemutihan beras dua atau tiga kali proses.

Fungsi mesin pengkilap : untuk mencuci permukaan biji beras, dimana umumnya masih terdapat katul yang menempel.

Fungsi mesin pemisah menir : untuk memisahkan kandungan menir yang bercampur didalam beras kepala maupun beras patah.

Fungsi mesin pemisah antara kepala dan beras patah : berfungsi untuk memisahkan beras kepala dari campuran beras patah.

Soal :
1. Berat GKG = 1000 kg, terdapat kotoran sebesar 10%. setelah digiling menghasilkan beras sebanyak 585 kg. berapa persen rendemen giling ……?
Jawab :
Rendemen (%) =

=
= 65%
Atau

Berat BG = 585 kg
Berat GKG = 1000 kg
Berat kotoran = 10% = 0,1 x 1000 kg = 100 kg
Berat GKG bersih = 1000 kg – 100 kg = 900 kg
Rendemen (%) =


2. Berat gabah kering giling (GKG) = 1000 kg mengandung kotoran sebesar 10% dan gabah hampa sebesar 5%. Setelah digiling dihasilkan beras sebanyak 560 kg. berapa besarnya rendemen giling…..?
Diketahui : Berat BG = 560 kg
Berat GKG = 1000 kg
Kotoran = 10% = 0,1 x 1000 kg = 100 kg
Gabah Hampa = 5% = 0,05 x 1000 kg = 50 kg
= 150 kg
Berat GKG = 1000 kg – 150 kg = 850 kg
Ditanya : Rendemen ……?
Jawab :
Rendemen (%) =

3. Diketahui : berat GKP = 1000 kg
Kadar air awal = 25%
Dikeringkan menjadi 14%
Ditanya : Berapa berat gabah kering ?
Berapa % air yang diuapkan ?
Berapa berat air didalam gabah kering ?
Jawab :
Sebelum pengeringan
- berat air dalam gabah basah
Berat air mula-mula = 25% x 1000 kg = 240 kg
Berat padatan (P) = 1000 kg – 240 kg =760 kg

Setelah pengeringan
0,14 = 0,14 ( A2 + P) = A2
0,14 A2 + 0,14 x 760 = A2
0,14 A2 + 106,4 = A2
106,4 = A2 – 0,14 = A2
106,4 = 0,86 A2
A2 = 106,4 / 0,86 = 123,7
A2 = berat air didalam gabah kering

Berat gabah kering
A2 + P = 123,7 + 760 = 883,7 kg

Berat air yang diuapkan
A1-A2 = 240 – 123,7 = 116,3 kg atau

Rumus rangking
GKG =
DIK = K.A 1 = 25%
K.A 2 = 14%
GKP = 200 kg
Jawab :
GKG =
=
= 174,41 g

Senin, 21 Juni 2010

SISITEM STANDARISASI MUTU

SISITEM STANDARISASI MUTU

Standar adalah Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait.
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar di bidang pertanian yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak.

Standar dalam arti lain adalah Jaminan mutu

Sistem mutu adalah segala yang memuat informasi yang menyangkut proses pengumpulan, proses pencatatan, proses pengolahan, proses penyimpanan dan proses dokumentasi tentang mutu.

Tujuan dari sistem standarisasi mutu adalah:
Untuk mewujudkan jaminan mutu hasil pertanian yang dapat meningkatkan efisiensi nasional dan menunjang program keterkaitan dengan sektor lain.

Validasi
Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti objektif yang menunjukkan bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus telah dipenuhi.
Repeatability
Repeatability adalah suatu keadaan dimana hasil uji yang diperoleh dengan menggunakan metode yang sama pada laboratorium yang sama dikerjakan oleh operator yang sama serta peralatan yang sama pada interval waktu yang singkat.
Precision (Ketelitian)
Accuration (Ketepatan)
Reproducibility
Reproducibility adalah kondisi dimana hasil uji yang diperoleh dengan metode yang sama pada laboratorium yang berbeda dan operator yang berbeda serta peralatan yang berbeda (tidak ada batasan waktu).

Dalam penerapannya, standarisasi mencakup pemberlakuan standarisasi dalam 5 ruang lingkup yaitu:
1. Pemberlakuan standar
2. Penerapan standar
3. Penerapan akreditasi
4. Penerapan sertifikasi
5. Pengawasan standarisasi.

Tujuan penerapan standar
1. Terwujudnya jaminan mutu komoditas dan produk, peningkatan produktifitas, daya guna, hasil guna serta perlindungan konsumen dalam hal keamanan, keselamatan, kesehatan dll.
2. Untuk mewujudkan jaminan bagi pihak yang memerlukan sertifikasi.
3. Terwujudnya kepercayaan pelanggan dan pihak lain yang terkait, bahwa organisasi, individu, komoditas yang diberikan selalu memenuhi persyaratan.
4. Terwujudnya citra Indonesia di mata Internasional dalam system perdagangan yang jujur dan mendukung system jaminan mutu.
5. Terwujudnya kebenaran hasil pengakuan dan pengujian.

REVIEW PENGENDALIAN MUTU DAN JAMINAN MUTU
 Pengendalian mutu (Quality control): (ISO 8402)
Daalah teknik operasional dan kegiatan yang digunakan untuk memenuhi keperluan dalam pencapaian mutu.
 Jaminan mutu (Quality Assurance): (ISO 8402)
Adalah semua rencana dan kegiatan sistematik yang diperlukan untuk memberikan tingkat kepercayaan bahwa produk atau jasa yang diberikan akan memberikan kepuasan dalam upaya pencapaian mutu.

GLP (good laboratory practice)
GLP mengarah pada pelaksanaan bekerja dilaboratorium secara baik seperti:
 Manajemen sampel dan penanganannya
 Pengendalian pereaksi/reagents
 Kebersihan alat gelas laboratorium
 Keamanan dan penggunaan alat pelindung (safety)
 Perawatan alat (maintenance)
 Pencatatan (records)
GMP (good measurement practice)
GMP merupakan teknik pengendalian pengukuran hasil analisa agar mendapatkan data yang baik, tepat dan akurat, seperti:
 Uji ulangan sample (duplo, triplo)
 Uji kedapatan ulang (uji recovery)
 Uji blanko
 Uji referensi
Penerapan system mutu secara efektif memerlukan system yang terstruktur terdokumetasi secara baik dengan adanya system dokumentasi penerapan system manajemen mutu, berupa :
 Panduan mutu / manual mutu / pedoman mutu
 Panduan prosedur
 Panduan intruksi kerja / intruksi
 Formulir / rekaman

Persyaratan Dokumentasi
1. Persyaratan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan tujuan mutu
2. Manual mutu
3. Prosedur terdokumentasi
4. Dokumen yang dibutuhkan oleh organisasi untuk menjamin efektifitas perencanaan, pengoperasian dan pengendalian proses
5. Rekaman yang dibutuhkan oleh standar internasional

SYSTEM STANDARISASI NASIONAL (SSN)
Tujuan SSN :
1. Meningkatkan efesiensi dan daya saing nasional
2. Menunjang dihasilkannya barang dan jasa berdaya saing tinggi
3. Melindungi kepentingan masyarakat sesuai dengan kepentingan intrn-nasional yang telah disepakati
4. Memberdayakan sumber daya dalam negeri

PERTIMBANGAN / KEBIJAKAN STANDARISASI NASIONAL
 Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap standard an budaya mutu
 Peningkatan perlindungan masyarakat dan lingkungan melalui penerapan standar jaminan mutu dan penegakan hukum.
 Penigkatan perumusan standar penyelarasan SNI dengan standar internasional
 Peningkatan infrastruktur standarisasi
 Peningkatan peran aktif dalam kerjasama standarisaisi nasional, regional, multilateral dan internasional

Tegaknya standar harus didukung oleh stakeholder yaitu:
1. Pemerintah
2. Organisasi profesi
3. Produsen
4. Konsumen
5. Lembaga sertifikasi dan laboratorium.

Kegiatan sertifikasi
1. Sertifikasi sistem manjamen mutu
2. Sertifikasi produk
3. Sertifikasi Inspeksi tekhnis (pengemasan)
4. Sertifikasi pelatihan
5. Sertifikasi hasil uji
6. Sertifikasi sistem manajemen lingkungan
7. Sertifikasi personil

Sabtu, 19 Juni 2010

PROSES PENGOLAHAN MINYAK BEKATUL

PROSES PENGOLAHAN MINYAK BEKATUL
1.1. Pendahuluan
Hasil samping pengolahan padi yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah dedak. Saat ini, dedak baru dimanfaatkan sebagai pakan ternak, padahal dedak dapat diolah menjadi minyak makan berkualitas tinggi. Penelitian sedang berlangsung untuk mendapatkan teknologi yang efisien untuk mengolah dedak menjadi minyak. Penggilingan padi menjadi beras menghasilkan produk samping antara lain menir, beras pecah, sekam, dan dedak.
Menir dan beras pecah dapat digiling menjadi tepung sebagai bahan berbagai kue dan makanan lainnya. Sekam dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar serta kompos. Sementara itu dedak saat ini baru dimanfaatkan untuk pakan ternak dan belum banyak digunakan sebagai sumber pangan manusia. Penggilingan padi dengan kadar air 14% akan menghasilkan rendemen beras 57-60%, sekam 18-20%, dan dedak 8-10%. Bila produksi beras tahun 2004 yang menurut data Departemen Pertanian mencapai 31,8 juta ton maka dedak yang dihasilkan sekitar 3,18 juta ton, suatu jumlah yang sangat berlimpah sehingga perlu usaha-usaha memanfaatkannya.
Menurut definisinya, dedak (bran) adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul (polish) adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Namun, karena alat penggilingan padi tidak memisahkan antara dedak dan bekatul maka umumnya dedak dan bekatul bercampur menjadi satu dan disebut dengan dedak atau bekatul saja. Minyak dedak atau lebih dikenal dengan rice bran oil merupakan minyak hasil ekstraksi dedak padi.
Minyak dedak dapat dikonsumsi dan mengandung vitamin, antioksidan serta nutrisi yang diperlukan tubuh manusia. Minyak dedak mengandung beberapa jenis lemak, yaitu 47% lemak monounsaturated, 33% polyunsaturated, dan 20% saturated, serta asam lemak yaitu asam oleat 38,4%, linoleat 34,4%, linolenat 2,2%, palmitat 21,5%, dan stearat 2,9%. Minyak dedak juga mengandung antioksidan alami tokoferol, tokotrienol, dan orizanol. yang bermanfaat melawan radikal bebas dalam tubuh terutama sel kanker, serta membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Orizanol merupakan antioksidan yang sangat kuat dan hanya ditemukan pada minyak dedak. Senyawa ini lebih aktif dari pada vitamin E dalam melawan radikal bebas, dan dipercaya sangat efektif menurunkan kolesterol dalam darah dan kolesterol liver, serta menghambat waktu menopause. Oleh karena itu, minyak dedak dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pangan untuk meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Minyak dedak memiliki aroma dan tampilan yang baik serta nilai titik asapnya cukup tinggi (254oC). Dengan nilai titik asap yang paling tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya maka minyak dedak merupakan minyak goreng terbaik dibanding minyak kelapa, minyak sawit maupun minyak jagung.

1.2. Bekatul (Bran)
Bekatul (Bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas pada saat proses penggilingan gabah. Bekatul umumnya berwarna krem atau atau coklat muda. Bekatul diperoleh dari proses penggilingan atau penumbukan gabah padi pada menjadi beras. Umumnya dari proses penggilingan padi menghasilkan beras sebanyak 60 – 65%. Sementara itu bekatul yang dihasilkan mencapai 8 – 12%. Produksi bekatul halus dari penggilingan padi Indonesia mencapai 4 – 6 juta ton pertahun.
Menurut catatan pusat penelitian dan pengembangan pertanian Bogor, kegiatan penyosohan beras bisa mengkikis 7,5 % dari bobot beras awal. Tujuh setengah persen tersebut berupa bekatu yang memiliki kadar selulosa dan hemiselulosa yang paling tinggi dibandingkan dengan berasnya itu sendiri.




1.3. Komposisi Kimia dan Kandungan Gizi Bekatul
Tabel Kandungan Gizi Bekatul
Nama Unsur Kandungan
Air 2,49 %
Protein 8, 11 %
Lemak 1,09 %
Abu 1,60 %
Serat 1,69 %
Karbohidrat 84,36 %
Kalori 382,32 kal


Bekatul kaya dengan vitamin B15 atau asam pangamik (Pangamic Acid). Berdasarkan struktur kimianya, vitamin B15 disebut juga dengan Glokono-dimethhylamino-acetic-acid. Vitamin B15 memiliki struktur kimia sebagai berikut :




















1.4. Diagram Alir Pengolahan Minyak Bekatul






















1.5. Pengolahan
Pengolahan minyak dedak meliputi dua faktor penting yaitu stabilisasi dan ekstraksi (Stabilisasi bertujuan untuk menghancurkan enzim lipase yang ada dalam dedak sehingga rendemen minyak meningkat dan kadar asam lemak bebas menurun. Stabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi atau menggunakan panas.
Stabilisasi dengan panas menyebabkan enzim lipase dalam dedak terdeaktivasi pada suhu 100-120oC dalam waktu beberapa menit. Pemanasan dilakukan dengan injeksi uap panas, kontak dengan udara panas, pemanggangan atau pemasakan ekstrusif.
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut mudah menguap merupakan cara terbaik untuk mengambil minyak dedak yang kadarnya kurang dari 25%. Selanjutnya minyak dedak hasil ekstraksi dipisahkan dari pelarut melalui penguapan. Pelarut yang dapat digunakan adalah etanol dan n-heksan. Ampas dedak yang telah dipisahkan dari pelarut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena masih mengandung protein dan karbohidrat yang tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), rendemen minyak dedak yang dihasilkan sekitar 14-17% dan kandungan protein ampas dedak hasil ekstraksi 11-13%. Dedak segar mengandung protein 12-15% dan karbohidrat 20-23%. Minyak dedak hasil ekstraksi selanjutnya dipurifikasi atau dimurnikan. Pemurnian minyak dedak sama dengan pemurnian minyak nabati lainnya. Pemurnian pada dasarnya bertujuan untuk menghilangkan senyawa lilin (dewaxing), fosfatida (degumming), asam lemak bebas (saponification), pewarna (bleaching), dan bau (deodorization). Jika diinginkan minyak yang dapat disimpanm pada suhu rendah maka pemurnian dilengkapi dengan proses winterization.






1.6. Pemanfaatan
Minyak dedak umumnya dimanfaatkan sebagai minyak goreng untuk deep frying maupun stir frying. Deep frying digunakan pada penggorengan keripik atau produk yang harus terendam dalam minyak, sedangkan stir frying untuk jenis makanan seperti makanan laut, daging, dan sayuran karena memiliki daya tahan alami terhadap timbulnya asap walaupun pada suhu tinggi.
Minyak dedak juga dapat dimanfaatkan sebagai snacks dan margarin karena secara alami dapat membentuk β kristal yang stabil dikombinasikan dengan asam palmitat sehingga bersifat plastis dan berbentuk krim. Pemanfaatan minyak dedak yang paling mutakhir adalah sebagai antioksidan karena mengandung orizanol dan tokotrienol. Fraksi yang tidak tersabunkan dari minyak dedak mengandung 1,5-2,0% gama-orizanol yang merupakan ester ferulat dari triterpen alkohol dan fitosterol. Gama-orizanol dan komponen minyak dedak padi lainnya dapat menurunkan kolesterol dan mencegah arteriosklerosis. Orizanol juga dapat menghambat waktu menopause.
Minyak dedak juga mengandung sekitar 350 ppm tokotrienol yang termasuk ke dalam golongan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan alami yang kuat. Tokotrienol dipercaya dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Minyak dedak di dunia dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan sebagai antioksidan karena mengandung vitamin E dan nutrisi lainnya.
Produksi minyak dedak dunia berkisar antara 1,0-1,4 juta ton per tahun. Minyak dedak telah digunakan secara luas di Jepang, Korea, Cina, Taiwan, dan Thailand sebagai premiumedible oil atau minyak makan berkualitas terbaik. India, Cina, Jepang, dan Myanmar merupakan produsen utama minyak dedak dunia yang menyumbang 95% produksi dunia. India memproduksi 700-900 ribu ton minyak dedak tiap tahun. Harga minyak dedak di pasar dunia berkisar antara US$12-14 per liter, sedangkan ekstrak orizanol dijual dengan harga sekitar AS$100 tiap kemasan 150 g

PENGUJIAN LABORATORIUM BENIH PADI

PENGUJIAN LABORATORIUM BENIH PADI
HIBRIDA SL 8
DI LABORATORIUM BENIH SHS

A. Jenis-jenis peralatan yang digunakan di Laboratorium
1. Conical Divider
Conical devider merupakan alat pembagi contoh kirim menjadi dua atau lebih bagian yang sama. Bagian-bagian devider terdiri dari hopper, kerucut, dan kaffele dimana benih langsung masuk kedalam dua celah yang berlawanan. Saluran masuknya benih disusun dalam bentuk lingkaran dan berujung pada celah yang berlawanan. Ketika klep dibuka benih jatuh dikarenakan beban yang berlebih pada kerucut walaupun benih itu disalurkan pada saluran dan tempat yang sama tetapi benih akan terbagi menjadi dua pada celah yang berlawanan masuk kedalam wadah, kemudian melalui semburan yang akan masuk kedalam wadah (kuali).

2. Desikator
Diameter desikator berkisar antara 20-30 cm. dibagian tengah terdapat logam atau porselen untuk meletakkan wadah benih. Bagian bawah diisi dengan penterap/desikan misalnya phosphorus pentoxida (silica jel) atau alumina aktif. Jika disekan tersebut lembab maka harus dipanaskan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 1300C atau desikan tersebut diganti.

3. Oven
Oven yang digunakan ialah oven listrik yang dilengkapi dengan thermostat dan thermometer dengan ketelitian 0,50C. thermostat mempunyai fungsi mengontrol suhu sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila terjadi perubahan suhu, misalnya karena oven dibuka saat memasukkan wadah kedamnya. Maka dalam waktu 15 menit kemudian, oven harus dapat mencapai suhu semula.




4. Moisture meter
Untuk mengukur kadar air dengan cepat, dapat digunakan alat moisture meter dole 400. Alat tersebut perlu dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan.

5. Timbangan Analitik
Timbangan analitik yang digunakan mempunyai satuan ukuran dalam gram dengan ketelitian tiga decimal (mampu menimbang hingga 0,001g).

6. Gelas Ukur

7. KNO3
KNO3 adalah senyawa kimia yang digunakan pada pemecahan masa dormansi padi sehingga pengujian daya tumbuh dapat dilaksankan tanpa menunggu masa dormansi

8. Pinset

9. Germinator

10. Kertas media tumbuh.

B. Pelaksanaan pengujian benih padi
1. Penerimaan contoh kirim
Contoh kirim adalah contoh yang dikirim ke laboratorium pengujian benih yang diperoleh dari sebagian atau seluruh dari contoh komposit yang volumenya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Contoh kirim diperoleh dari pengurangan contoh komposit dengan menggunakan salah satu metode yang telah ditetapkan sehingga diperoleh volume yang sesuai. Apabila tidak mungkin melakukan pencampuran dan pengurangan dengan tepat pada kondisi gudang, maka contoh komposit harus dibawa ke laboratorium untuk pengurangannya.
Setiap contoh kirim harus diberi tanda sesuai dengan kelompoknya dan dilakuakan pencatatan pembukuan agar mudah ditelusuri. Contoh kirim harus ditutup rapat atau dikemas sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan selama perjalanan.

2. Pembagian dan pencampuran contoh kirim
Contoh kirim dapat dicampur dengan divinder, kemudian seluruh contoh dari bagian yang sama digabung untuk kedua kalinya, begitu pula ketiga kalinya jika memang dibutuhkan. Contoh akan berkurang dengan proses yang berulang-ulang dan perpindahan bagian yang sama pada setiap prosesnya. Proses pengurangan ini dilanjutkan sehingga memperoleh perkiraan contoh kerja, tetapi tanpa mengesampingkan berat contoh yang ingin dicapai.
Cara penggunaannya adalah :
a) siapkan wadah penampung benih
b) Bersihkan divider, penampung benih dan peralatan lainnya yang akan digunakan.
c) Tempatkan divider ditempat yang datar dan pastikan bahwa penampung benih berada dibawah keluarnya benih.
d) Tuangka seluruh contoh benih pada divider sepanjang saluran dan pencampuran ini diusahakan sama rata dengan dengan cara memasukkan benih sedemikian rupa sehingga setiap lubang menerima jumlah benih yang sama.
e) Dua penampung benih yang telah berisi benih tersebut diambil dan digantikan dengan 2 penampung benih lain yang kosong.
f) Benih dalam dua penampung benih dituangkan kembali ke divider secara bersamaan seperti langkah d).
g) Langkah selanjutnya diulangi kembali untuk memastikan benih telah tercampur merata.
h) Satu penampung benih yang telah berisi benih diambil dan digantikan dengan penampung yang kosong dan benih yang berada dipenampung lain dituangkan ke divider untuk memastikan benih telah terdistribusi disemua lubang divider.
i) Langkah selanjutnya diulangi kembali sehingga memperoleh contoh kerja.




3. Pengujian kadar air benih
Kadar air adalah berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Tujuan pengujian kadar air ini adalah untuk mengetahui kadar air benih dengan menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian.
Metode pengukuran kadar air menggunakan Oven :
a) Bersihkan alat dan cawan sebelum dipakai, jika wadah (cawan dan tutup) basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu 1300C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator.
b) Nyalakan oven dan atur suhunya hingga mencapai 1300C.
c) Timbang cawan dan tutup sebelum digunakan (M1).
d) Timbang contoh kerja sesuai dengan diameter wadah.
e) Masukkan contoh kerja kedalam cawan dan ditimbang beserta tutupnya (M2).
f) Masukkan cawan berisi contoh kerja dan tutup tersebut dalam oven.
g) Buka tutup cawan, dan letakkan masing-masing tutup cawan disampingnya.
h) Keringkan pada susu 1300C selama 1 jam.
i) Bila sudah selesai cawan ditutup keluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator selama (30-45) menit.
j) Timbang cawan beserta isi dan tutup (M3).
k) Hitung kadar air benih.
l) Saat mengerjakan penetapan kadar air ini, kelembaban udara laboratorium harus kurang dari 70%

Metode pengukuran kadar air menggunakan moistere meter
a) Bersihkan alat pengukur yaitu moisture meter dole 400 hingga bebas dari benih pada pengukuran sebelumnya.
b) Tetapkan jarum pengukuran pada angka 15
c) Timbang benih menggunakan timbangan yang telah tersedia dibelakang alat.
d) Masukkan benih yang telah ditimbang kedalam alat.
e) Tekan tombol yang terdapat pada bagian kiri bawah alat lalu akan terlihat jarum yang bergerak di sisi kiri atas alat.
f) Putar pengukur yang berada ditengah hingga jarum berada dititik tengah.
g) Lihat angka yang ditunjukkan oleh alat dan catat kadar air tersebut.
h) Keluarkan benih dengan menekan tombol yang berada disisi kanan atas alat.
i) Lakukan ulangan ke 2 dengan toleransi 0,2%, kalau lebih maka penetapan kadar air diulang.
j) Dari hasil pengukuran diperoleh kadar air 12,7%

4. Analisis kemurnian benih
Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan didalam contoh benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut, seperti :
a) Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut, dan benih sedikit rusak.
b) Benih tererang penyakit
c) Pecahan benih dengan ukuran yang lebih besar dari ½ ukuran semula.
d) Benih tanaman lain.
e) Kotoran benih meliputi : gabah hampa, sekam, batu, tanah, rumput, jerami, pecahan benih, dan lain-lain.

Prosedur analisis kemurnian benih :
a) Pengambilan contoh kerja kemurnian.
Contoh kerja kemurnian diambil dari contoh kirim dengan menggunakan alat pembagi benih seperti divider. Contoh kerja kemurnian yang diambil adalah sebayak 70,00 g yang ditimbang dengan timbangan analitik.
b) Analisis kemurnian
Melakukan analisis kemurnian dengan memisahkan contoh kerja dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih dengan cara sebagai berikut :
 Contoh kerja kemurnian disebarkan di meja kerja.
 Setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual berdasarkan penampakan morfologi (bentuk, ukuran, warna, kemengkilapan, tekstur bagian luar) dan atau penampakan dibawah cahaya.
 Semua benih tanaman lain dan kotoran benih yang ditemukan diambil dan dipisahkan dari benih murni.
 Setiap komponen ditimbang dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sama dengan contoh kerja dan hasilnya dicatat dibuku kemurnian analis. Kemudian datanya dimasukkan ke kartu analisis.
 Komponen-komponen tersebut disimpan sebagai arsip contoh kerja sampai batas waktu yang ditentukan.

c) Hasil analisis kemurnian benih
Contoh kerja = 70,0 g
Campuran varietas lain = 0,10 g
Kotoran benih = 0,43 g

5. Pengujian daya kecambah benih
Pengujian daya kecamabah bertujuan untuk menentukan potensi perkecambahan maksimum dari suatu lot benih, yang dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda dan untuk menduga daya tumbuh di lapangan.
Yang dimaksud dengan perkecambahan di laboratorium adalah proses perkembangan stuktur esensial kecambah, melalui tahapan-tahapan dimana struktur esensial menunjukkan kemampuan untuk berkembang secara normal dalam kondisi lingkungan yang sesuai.
Persentase daya kecambah adalah proporsi berdasarkan jumlah (dinyatakan persentase) yang menghasilkan kecambah normal dalam kondisi yang sesuai selama priode tertentu.
Bahan yang digunakan sebagai substrat/media tumbuh adalah kertas (kertas saring, blotter atau towel). Kertas yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Kertas terbuat dari serat kayu, kapas atau selulosa sayuran yang telah dipurifikasi.
b) Bebas dari cendawan, bakteri dan bahan beracun yang dapat mempengaruhi evaluasi perkecambahan.
c) Kertas harus berpori terbuka secara alami yang memungkinkan akar tumbuh diatasnya tetapi tidak menembus kertas.
d) Tetap ulet/ kuat selama jangka waktu pengujian.
e) Kertas harus mempunyai kemampuan untuk menahan air selama pengujian.
f) Nilai pH kertas antara 6,0 - 7,5
g) Penyimpanan kertas ditempat yang dingin dengan kelembaban rendah, di pak untuk melindungi dari kotoran dan kerusakan selama penyimpanan.
h) Perlu dilakukan sterilisasi untuk menghilangkan cendawan selama penyimpanan.

Pelaksanaan pengujian :
a) Contoh kerja
Empat ratus (400) butir benih diambil secara acak dari fraksi benih murni. Jika sebelumnya tidak dilakukan analisis kemurnian, maka 400 butir diambil dari contoh kirim. Benih yang diambil harus sesuai dengan klasifikasi benih murni.
b) Metode tanam
Kertas substrak dibasahkan dengan air hingga lembab. Benih ditabur dalam 4 ulangan masing-masing 100 butir. Jika ukuran substrak tidak mencukupi maka jumlah 100 butir (perulangan) dapat ditabur dalam beberapa sub ulangan, masing-masing 50 atau 25 butir. Benih diatur 5 baris dan 20 kolom. Setelah benih diatur rampi, kertas dilipat dan digulung.
c) Germinator
Masukkan gulungan kertas kedalam germinator agar terjaga kelembabannya. Apabila terlihat kering, maka kertas harus disiram dengan cara penyemprotan sprayer.


Evaluasi kecambah
Evaluasi kecambah dilaksanakan 5 hari dan 7 hari setelah pengujian. Kecambah yang dievaluasi terbagi dalam 5 katagori yaitu :
a) Kecambah normal yaitu diantaranya adalah kecambah dengan pertumbuhan sempurna, batang yang berkembang baik, jumlah tertentu dari kotiledone, daun berkembang baik, dan tunas pucuk yang membuka sempurna.
b) Kecambah abnormal yaitu kecambah yang mengalami kombinasi kerusakan seperti kerdil, pendek, lambat berkembang, hilang, pecah, kurus, berubah warna, dan lain-lain.
c) Benih keras yaitu benih yang tetap keras sampai akhir priode pengujian yang telah ditetapkan.
d) Biji segar yaitu benih yang tidak dapat berkecambah dalam kondisi perkecambahan optimum, mampu berimbibisi (menyerap air) dan masih bersih, kuat serta memiliki potensi untuk berkembang menjadi benih normal.
e) Biji mati yaitu benih yang pada akhir pengujian tidak termasuk benih keras atau segar, biasanya ditandai dengan benih busuk, lunak, berubah warna, atau bercendawan dan tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan perkecambahan.









Tanggal tabur Nomor Ulangan Perhitungan KETERANGAN
Contoh I II III AKHIR
benih N S N S N S N AB BK BSTT BM
20/03/2010 A.50 HB 1 45 55 19 36 - - 64 5 - 0 31
2 54 46 6 40 - - 60 9 - 0 31
3 54 46 7 39 - - 61 6 - 0 33
4 57 43 12 31 - - 69 5 - 0 26 Vonis
Jumlah 52,5 47,5 11 36,5 - - 63,5 6,25 0 30,25 27/03/2010



C. Standar uji laboratorium

No Jenis Analisa
laboratorium Satuan Persyaratan mutu
BS BD BP BR
1 Kadar air (max) % 13,0 13,0 13,0 13,0
2 Benih murni (min) % 99,0 99,0 99,0 98,0
3 Daya tumbuh (min) % 80,0 80,0 80,0 80,0
4 Kotoran benih (max) % 1,0 1,0 1,0 2,0
5 Varietas lain (max) % 0,0 0,0 0,1 0,2

Dasar-dasar perbenihan

Mata kuliah : Dasar-dasar perbenihan
Dosen : Burdah, SP, MP

Kuliah tgl 09 Feb ‘10
Pada tahun 1994 didirikannya IRRI di Filipina
Yayasan di bawah mantan Presiden USA (Roosevelt)
Bangunan dan lahan disediakan oleh Filipina dengan biaya sebesar $15 miliar US.

Kuliah tgl 16 Feb ‘10
Apa itu benih:
UUD No. 12 1992 tentang system budidaya tanaman
Benih adalah tanaman atau bagiannya, baik berasal dari proses generatif maupun vegetatif yang digunakan untuk dikembangkan.

Batasan benih:
a. Struktural
Benih sama dengan biji, dimana benih merupakan sel telur yang dibuahi oleh sperma.
b. Fungsional
Benih tidak sama dengan biji, karena benih berfungsi sebagai bahan pertanaman sehingga benih harus hidup.
Benih sebagai awal budaya tani karena benih ditanam sebagai awal perbanyakan materi untuk menghasilkan pangan.
c. Agronomi
Benih tidah hanya tumbuh, tapi harus ada tujuan tertentu yang ingin dicapai, misalnya benih harus bermutu, unggul, tahan hama, hasil produksi maksimal dll.
d. Pembawa teknologi maju
Benih tidak hanya bervigor tinggi tapi juga harus jelas identitas genetiknya.
e. Bio teknologi
Benih berupa produk manufaktur (bukan embrional), tapi merupakan suatu tanaman mini dengan efisiensi yang tinggi.
23 Feb ‘09
Aspek mutu benih:
1. Mutu Genetik
2. Mutu Fisiologis
3. Mutu Fisik

Upaya untuk mendapatkan mutu genetic (Benih):
1. Asal-usul yang jelas
2. Benih jangan sampai terkontaminasi

MUTU GENETIK
- Mutu genetic adalah mutu yang terpenting
- Produksi bertujuan diperbanyak untuk digunakan pada musim berikutnya.

Agrawal (1980), untuk mendapatkan bebih dengan mutu genetik yang baik yaitu:
a. Pengecekan benih sumber
- Murni secara genetik
- Punya vigor dan viabilitas yang tinggi
- Kemurnian fisik tinggi

 Benih penjenis (BS) Breeder seed, label putih
 Benih dasar (BD) Foundation sedd, label putih
 Benih pokok (BK) Stock seed, label ungu
 Benih sebar (BS) Extension seed, label biru

b. Riwayat lahan
Riwayat lahan sebelumnya harus diketahui untuk menghindari adanya kontaminasi oleh adanya tanaman voluntir (tan yang tersisa setelah panen).
c. Isolasi
Tujuan untuk memastikan tidak ada persilangan liar dengan varietas lain.

d. Roguing
Membuang tipe simpang dan CVL.

MUTU FISIOLOGIS
Mutu fisiologis benih diidentikasikan dengan menguji viabilitas dan vigor benih. Daya kecambah merupakan salah satu metode untuk mengetahui viabilitas benih. Vigor benih mengidentifikasikan kemampuan benih untuk tumbuh secara cepat dan serentak serta berkembang menjadi tanaman normal dalam kondisi lingkungan yang lebih luas.

MUTU FISIK
Aspek mutu fisik mencakup
• persentase benih murni,
• campuran benih tanaman lain,
• biji gulma dan
• kotoran benih,
• persentase kadar air
Faktor yang mempegaruhi mutu benih
- benih murni
- kontaminasi
- waktu tanam
- kondisi lingkungan pra panen
- pemanenan dan pengeringan
- prosesing benih
- kondisi penyimpanan benih



11 May ‘10
PENGOLAHAN BENIH
Pengolahan benih merupakan suatu kegiatan yang dilakukan terhadap calon benih sejak panen hingga packing.

Tujuan dari pengolahan benih adalah:
1. Mempertahankan mutu benih yang dicapai pada saat panen.
2. Menentukan gerak laju deteriotasi (penurunan mutu) benih selama proses pengolahan berlangsung.

Kegiatan dalam pengolahan benih meliputi:
1. Pengeringan
2. Pembersihan
3. Perlakuan benih
4. Pengemasan

Pengeringan
Pengeringan harus segera dilakukan setelah calon benih dipanen karena pada umumnya benih yang dipanen kadar airnya tinggi.
Pengeringan pada dasarnya mencakup 2 proses:
1. Pengalihan kelembaban dari permukaan benih ke udara sekeliling benih.
2. Pemindahan air dari bagian dalam benih ke bagian permukaan banih.

Pengaruh kadar air dalam benih:
No. Kadar air benih Proses
1 Lebih dari 45% Proses perkecambahan berlangsung.
2 Diatas 18% Resapirasi sangat tinggi (baik respirasi benih maupun mikroorganisme) sehingga akan menyebabkan terjadinya pemanasan.
3 Sekitar 12-14% Jamur tumbuh pada permukaan dan didalam benih.
4 Sekitar 8-9% Kadar air aman untuk penyimpanan beberapa jenis benih, sedikit atau tidak ada aktifitas insekta.
5 Sekitar 4-8% Aman untuk penyimpanan tertutup.





25 May ‘10

• Tomat kurang efektif apabila dibelah karena kemungkinan kerusakan akan lebih besar dibandingkan dipotong.
• Menghilangkan lendir tomat dilakukan dengan fermentasi kemudian dijemur sehingga menghasilkan benih yang baik.
• Benih kedelai tidak memerlukan masa dormansi.

PENYIMPANAN BENIH
Penyimpanan benih bertujuan untuk mengatasi terjadinya kemungkinan tidak tersedianya benih yang bermutu tepat waktu.

Tujuan penyimpanan
1. Mempertahankan viabilitas dan vigor benih.
2. Ketersediaan benih bermutu pada waktu yang tepat.

Periode simpan
Periode simpan adalah masa “menunggu” agar benih siap di tanam.
Delouche (1973) merangkum periode simpan benih dalam 5 segmen:
1. Penyimpanan dilapangan
2. Penyimpanan sesudah panen
3. Penyimpanan sejak benih dikeringkan
4. Penyimpanan
5. Penyimpanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya simpan:
- Sifat ginetik benih
- Viabilitas dan vogor benih awal simpan
- Kadar air benih
- Cara pengemasan
- Kondisi ruang simpan
- Cendawan dan hama gudang
PENGUJIAN MUTU BENIH
Pengujian mutu benih meliputi :
- Pengukuran kadar air benih
- Uji daya kecambah
- Uji kemurnian fisik benih.

Kultivar merupakan tanaman yang belum pernah disentuh oleh manusia atau tanaman liar.

Varietas adalah tanaman yang sudah disentuh atau dikembangkan oleh manusia.

Pengujian standar adalah pengujian yang sering (biasa) dilakukan diantaranya pengecekan kadar air, daya tumbuh, kemurnian benih, kotoran benih, benih tanaman lain, CVL, rekomendasi penyakit.

Pengujian khusus : pengujian yang dilakukan bila benih tersebut masih dalam keadaan dormansi, diantaranya pematahan masa dormansi, uji vigor, uji tetrazolium, uji bobot 1000 butir, dan metode pengujian lain diluar uji standar.

Benih murni adalah benih utuh yang bobotnya lebih dari 50%. Benih muda masih dikatagorikan benih murni bila mutu ginetiknya terpenuhi.

Benih tanaman lain adalah benih dari tanaman lain diluar benih komoditas yang diusahakan.

PENGUJIAN KADAR AIR BENIH
Kadar air benih adalah jumlah air yang dikandung dalam benih ditunjukkan oleh pengurangan berat apabila contoh benih tersebut dikeringkan berdasarkan aturan tertentu dan dinyatakan dalam persen.

Tujuan dari pengujian kadar air benih adalah mengetahui kadar air benih dari contoh kirim dengan menggunakan metode yang baku.

Perkecambahan menurut suatu uji labolatorium adalah muncul dan berkembangnya unsure-unsur struktur utama kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk bekembang lebih lanjut menjadi tanaman normal dalam kondisi yang optimum.

Benih keras yaitu benih yang tetap keras sampai akhir priode pengujian yang telah ditetapkan.

Biji segar yaitu benih yang tidak dapat berkecambah dalam kondisi perkecambahan optimum, mampu berimbibisi (menyerap air) dan masih bersih, kuat serta memiliki potensi untuk berkembang menjadi benih normal.

Biji mati yaitu benih yang pada akhir pengujian tidak termasuk benih keras atau segar, biasanya ditandai dengan benih busuk, lunak, berubah warna, atau bercendawan dan tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan perkecambahan.

Kamis, 10 Juni 2010

Pasca Panen

pasca panen adalah suatu kegiatan lepas panen guna meningkatkan mutu hasil pertanian. kegiatan pasca panen dimulai dari pemanenan hasil sampai dengan pengemasan produk. hal yang harus diperhatikan dalam proses pascapanen adalah bagaimana cara melakukan penanganan hasil pertanian. banyak hal yang harus dipelajari selama proses pascapanen. titik kritis dalam pascapanen adalah pengeringan. pengeringan itu sendiri adalah proses pengurangan kadar air dalam suatu produk hingga mencapai titik keseimbangan (ekulibrium) air sehingga proses imbibisi tidak berjalan. faktor yang harus diperhatikan selama pengeringan adalah suhu, kelembaban udara, kadar air awal produk, dan target kadar air yang harus dicapai.